jurnalfakta1.com, Padang Pariaman | Tak ingin jatuh korban lagi, sementara menunggu bantuan dari pemangku jabatan dan Dinas terkait terlalu lama, masyarakat dari dua korong di Kenagarian Koto Tinggi Kuranji Hilir, Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatra Barat. Lakukan perbaikan secara mandiri dan gotong royong, memperbaiki dan pengecoran jembatan yang sudah rusak parah. Sabtu, (05/08/2023).
Kegiatan turut disemangati oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkompinca) Sungai Limau, diantaranya Wali Nagari Amizuir Dt. Tan Sati, Camat Arlis, S.Sos dan Kapolsek Iptu Diki Satria, SH.
Jembatan dimaksud adalah Jembatan Surau Anjung, terletak di antara dua korong, yakni Kalampayan Pasir dan Kalampayan Hulu, melintasi sungai Kalampayan. Keseharian masyarakat sangat bergantung pada jembatan ini dan akses satu-satunya, sebagai sarana lalu lintas orang, barang dan kendaraan bermotor.
Jembatan terpantau sudah sangat tua, masih berbahan lapis kayu dan banyak lobang-lobang disepanjang badan jembatan. Kondisi tersebut menjadi penyebab sering terjadinya kecelakaan tunggal, utamanya pengendara sepeda motor.
“Beberapa hari lalu, satu lagi dunsanak (warga) kami menjadi korban di jembatan ini. Kejadian serupa sering, bang. Kayu dan papannya sudah pada hancur,” kata Puril, salah seorang pemuda setempat.
Gerak cepat, gotong royong dan rasa kebersamaan warga tersebut patut diacungi jempol. Pasalnya, proses perbaikan jembatan dilakukan secara mandiri tanpa dibantu pemerintah daerah. Tenaga dan tukang dari warga, sumber dana untuk material juga murni dari masyarakat.
Menurut Fitria, salah satu bundo kanduang di Kalampayan Pasir, dana renovasi jembatan dikumpulkan dari masyarakat, baik yang ada di nagari maupun diperantauan.
“Kita perkirakan 40 juta untuk biaya (perbaikan jembatan) ini. Alhamdulillah, bisa terlaksana. Masyarakat di kampung dan di rantau secara sukarela, dengan senang hati mau membantu,” ujarnya.
Wali Nagari Koto Tinggi Amizuir Datuk Tan Sati mengatakan jembatan ini dibuat tahun 2008, melalui program dan dana PNPM. Ia mengakui jembatan ini sudah tua dan layak dibuat yang standar dan permanen. Sayangnya, pihak terkait belum juga mengabulkan.
” Setiap tahun kita sudah mengajukan permohonan ke Pemkab Padang Pariaman, tapi sampai saat ini masih belum bisa terlaksana. Dan, ini setiap bulan pula kita harus mengganti papan, tapi tetap tidak maksimal,” tambah Amizuir.
Dijelaskannya lagi, tindakan masyarakat menghimpun dana dan memperbaiki jembatan secara gotong royong, karena kondisi darurat, jembatan semakin tua, rawan kecelakaan dan kejelasan bantuan pemkab yang belum pasti.
” Ini murni proyek swakelola, sukarela masyarakat di nagari dan rantau. Tidak ada bantuan dari pemerintah. Kita tetap mengajukan permohonan untuk yang permanen. Mudahan di 2024, Pemkab bisa mengabulkan,” tegasnya.
Camat Sungai Limau Arlis, S.Sos menambahkan, jembatan Surau Anjung sangat penting untuk aktifitas sehari-hari dan mendukung kegiatan perekonomian masyarakat, tidak saja untuk masyarakat Kalampayan dan Nagari Koto Tinggi Kuranji Hilir.
“Ya, ini penghubung dua korong, dua Nagari, bahkan jalan sudah bisa tembus ke kecamatan Sungai Geringging. Jembatan ini sangat vital bagi masyarakat,” terang Arlis.
Ia juga mengakui, berdasarkan aspirasi dari masyarakat dan usulan Wali Nagari, dirinya juga sudah menyampaikan kondisi jembatan kepada pihak terkait.
“Ini (jembatan) kan sangat vital ya, tapi kondisinya mencemaskan. Kita bahas ulang di musrembang Kecamatan dan Kabupaten, secepatnya,” pungkasnya.
Sementara, Kapolsek Sungai Limau Iptu Diki Satria SH. Menghimbau masyarakat, agar menjaga dan membatasi tonase kendaraan yang lewat.
” Jangan ada yang lewat dengan kapasitas hingga 20 ton. Bahaya, bisa rusak lagi nanti. Mari kita jaga bersama jembatan ini, supaya kegiatan masyarakat aman dan lancar,” pinta Diki.
Reporter : YanE