Jakarta, Jumat, 13 Juni 2025 | Sejumlah bank besar di Indonesia berlomba-lomba menerbitkan obligasi sebagai langkah strategis menghadapi tekanan likuiditas yang kian meningkat. Tekanan ini muncul akibat dinamika ekonomi global, kenaikan suku bunga acuan, dan perlambatan aktivitas kredit yang mulai dirasakan sejak awal tahun.
Menurut data terbaru, bank-bank papan atas seperti Bank Mandiri, BCA, dan BNI telah merilis obligasi dengan nilai total mencapai lebih dari Rp20 triliun dalam beberapa bulan terakhir. Langkah ini dinilai penting untuk memperkuat struktur pendanaan dan menjaga kestabilan likuiditas, terutama di tengah tantangan ekonomi yang ada.
Daftar Bank Penerbit Obligasi Terbesar Tahun Ini:
1. Bank Mandiri
Nilai Obligasi: Rp7 triliun
Jangka Waktu: 5 Tahun
2. BCA
Nilai Obligasi: Rp6,5 triliun
Jangka Waktu: 3 Tahun
3. BNI
Nilai Obligasi: Rp6,2 triliun
Jangka Waktu: 4 Tahun
4. BRI
Nilai Obligasi: Rp5,8 triliun
Jangka Waktu: 7 Tahun
Komentar Menteri Keuangan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyambut baik langkah yang diambil oleh sektor perbankan. “Penerbitan obligasi ini tidak hanya menunjukkan komitmen bank dalam memperkuat likuiditas, tetapi juga menjadi alternatif investasi yang menarik bagi masyarakat,” ujarnya dalam sebuah konferensi pers di Kementerian Keuangan. Jakarta, Kamis (12/6/2025).
Sri Mulyani juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus mendukung stabilitas sektor keuangan melalui kebijakan fiskal yang responsif dan koordinasi dengan Bank Indonesia. “Namun, pelaku pasar juga perlu memperhatikan aspek kehati-hatian. Stabilitas keuangan adalah prioritas utama, terutama dalam menghadapi ketidakpastian global,” tambahnya.
Pandangan Analis
Analis keuangan dari Trimegah Sekuritas, Andi Wibowo, menyebut langkah penerbitan obligasi sebagai strategi tepat di tengah tekanan biaya pendanaan. “Dengan memperpanjang jatuh tempo utang, bank dapat mengelola arus kas mereka lebih fleksibel di masa depan,” kata Andi.
Namun, ia mengingatkan bahwa risiko tetap ada, terutama bagi investor yang ingin membeli obligasi bank. “Investor harus jeli melihat kesehatan keuangan bank, profitabilitas, dan kondisi pasar sebelum memutuskan investasi,” imbuhnya.
Langkah agresif penerbitan obligasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi sektor keuangan Indonesia sekaligus menciptakan peluang baru bagi investor lokal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. (Alam)