Selasa, Juli 15, 2025
BerandaPendidikanProtes Jalur Domisili, Warga Gembok Akses Jalan ke SMAN 5 Kabupaten Tangerang

Protes Jalur Domisili, Warga Gembok Akses Jalan ke SMAN 5 Kabupaten Tangerang

Kabupaten Tangerang – Aksi protes meletup di Kelurahan Salembaran Jaya, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang. Warga setempat geram dengan kebijakan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) jalur domisili yang dinilai diskriminatif dan tidak berpihak pada anak-anak mereka. Sebagai bentuk perlawanan, warga menutup akses jalan samping menuju SMA Negeri 5 Kabupaten Tangerang dengan rantai dan gembok. Jalur yang sekaligus menjadi area parkir siswa itu kini lumpuh total.

Ketua RW 06 Salembaran Jaya, Dilar Japut, menegaskan bahwa aksi tersebut adalah puncak dari kekecewaan warga yang merasa diabaikan oleh pihak sekolah. “Kami tidak akan diam. Anak-anak kami berhak sekolah dekat rumah. Jangan biarkan mereka tersisih hanya karena nilai! Ini sekolah negeri, dibangun dengan pajak rakyat,” tegas Dilar, Selasa malam (8/7/2025).

Menurut Dilar, sebanyak 54 anak dari wilayah Salembaran Jaya mendaftar ke SMAN 5, namun yang diterima hanya 17 orang. Selebihnya tersingkir karena jalur domisili yang menerapkan seleksi berdasarkan nilai tertinggi. “Kalau begini caranya, apa gunanya jalur domisili? Kami merasa dipermainkan,” sambungnya.

BACA JUGA:   Proyek Fasos-Fasum di SMA 1 Tangerang Disorot: Anggaran Diduga Tak Transparan

Tak hanya menutup jalan, warga mengancam akan menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran pada Kamis (10/7) di depan sekolah. Mereka menuntut pihak sekolah dan pemerintah daerah segera membuka tambahan rombongan belajar (rombel) agar semua anak sekitar bisa bersekolah. “Kami akan turun semua, bapak-bapak dan ibu-ibu. Jangan salahkan warga kalau nanti lebih keras lagi,” ancam Dilar.

Sementara itu, Kepala SMAN 5 Kabupaten Tangerang, Krisma Dermaki, saat dikonfirmasi lewat pesan WhatsApp, mengaku tidak bisa berbuat banyak. “Sampai saat ini saya belum ada arahan pimpinan untuk menambah rombel,” balasnya singkat.

Kebijakan SPMB jalur domisili ini kerap menuai kritik tiap tahun, karena dinilai hanya menjadi formalitas tanpa memberikan keadilan bagi masyarakat sekitar sekolah. Warga kini menuntut pemerintah daerah turun tangan sebelum situasi semakin memanas.

Editor : Alam Chan

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments