Rabu, Oktober 15, 2025
BerandaBisnisDibayangi Tekanan Likuiditas, Sejumlah Bank Besar Ramai Terbitkan Obligasi

Dibayangi Tekanan Likuiditas, Sejumlah Bank Besar Ramai Terbitkan Obligasi

Jakarta, Jumat, 13 Juni 2025 | Sejumlah bank besar di Indonesia berlomba-lomba menerbitkan obligasi sebagai langkah strategis menghadapi tekanan likuiditas yang kian meningkat. Tekanan ini muncul akibat dinamika ekonomi global, kenaikan suku bunga acuan, dan perlambatan aktivitas kredit yang mulai dirasakan sejak awal tahun.

Menurut data terbaru, bank-bank papan atas seperti Bank Mandiri, BCA, dan BNI telah merilis obligasi dengan nilai total mencapai lebih dari Rp20 triliun dalam beberapa bulan terakhir. Langkah ini dinilai penting untuk memperkuat struktur pendanaan dan menjaga kestabilan likuiditas, terutama di tengah tantangan ekonomi yang ada.

Daftar Bank Penerbit Obligasi Terbesar Tahun Ini:

1. Bank Mandiri

Nilai Obligasi: Rp7 triliun

Jangka Waktu: 5 Tahun

2. BCA

Nilai Obligasi: Rp6,5 triliun

Jangka Waktu: 3 Tahun

3. BNI

Nilai Obligasi: Rp6,2 triliun

Jangka Waktu: 4 Tahun

4. BRI

Nilai Obligasi: Rp5,8 triliun

Jangka Waktu: 7 Tahun

Komentar Menteri Keuangan

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyambut baik langkah yang diambil oleh sektor perbankan. “Penerbitan obligasi ini tidak hanya menunjukkan komitmen bank dalam memperkuat likuiditas, tetapi juga menjadi alternatif investasi yang menarik bagi masyarakat,” ujarnya dalam sebuah konferensi pers di Kementerian Keuangan. Jakarta, Kamis (12/6/2025).

BACA JUGA:   IKPI Bekasi Rayakan HUT Ke-15 dengan Semangat Baru: Lomba, Syukuran, dan Harapan Besar

Sri Mulyani juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus mendukung stabilitas sektor keuangan melalui kebijakan fiskal yang responsif dan koordinasi dengan Bank Indonesia. “Namun, pelaku pasar juga perlu memperhatikan aspek kehati-hatian. Stabilitas keuangan adalah prioritas utama, terutama dalam menghadapi ketidakpastian global,” tambahnya.

Pandangan Analis

Analis keuangan dari Trimegah Sekuritas, Andi Wibowo, menyebut langkah penerbitan obligasi sebagai strategi tepat di tengah tekanan biaya pendanaan. “Dengan memperpanjang jatuh tempo utang, bank dapat mengelola arus kas mereka lebih fleksibel di masa depan,” kata Andi.

Namun, ia mengingatkan bahwa risiko tetap ada, terutama bagi investor yang ingin membeli obligasi bank. “Investor harus jeli melihat kesehatan keuangan bank, profitabilitas, dan kondisi pasar sebelum memutuskan investasi,” imbuhnya.

Langkah agresif penerbitan obligasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi sektor keuangan Indonesia sekaligus menciptakan peluang baru bagi investor lokal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. (Alam)

 

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments