Jurnalfakta1.com, Jakarta | Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Republik Indonesia Donny Ermawan Taufanto, M.D.S., M.S.P. menghadiri sekaligus mewakili Menhan RI Prabowo Subianto pada acara Peresmian Pabrik Amonium Nitrat PT. Kaltim Amonium Nitrat, di PT. Kaltim Amonium Nitrat Bontang, Kalimantan Timur, Kamis (29/2) oleh Presiden RI Joko Widodo.
Dalam kesempatan tersebut Presiden RI menyampaikan bahwa kondisi dunia saat ini sedang mengalami krisis pangan. “Semua negara sangat berhati-hati terhadap pangan,” kata Presiden.
“Dulu waktu kalau kita impor beras, gandum sangat mudah kita cari. Sekarang semua negara, 22 negara yang biasanya gampang kita beli berasnya sekarang ngerem semuanya,” kata Presiden.
Bahkan Presiden mengatakan, ada negara yang berhenti untuk menjual berasnya. Ini artinya ke depan, pangan menjadi sangat penting sekali bagi semua negara.
Presiden mengingatkan terkait produktivitas pangan Indonesia masih sangat memerlukan pupuk, namun beberapa komponen pupuk Indonesia masih impor. Sehingga kemandirian tersebut belum dimiliki.
“Oleh sebab itu, saya sangat mengapresasi dan menghargai upaya keras pembangunan industri amonium nitrat ini. Ini penting karena 21 persen amoniom kita masih impor,” ungkap Presiden.
Dengan telah dibangunnya pabrik amonium nitrat, Presiden menegaskan bahwa 21 persen impor akan dikurangi 8 persen. Artinya Indonesia mengimpor amonium nitrat akan berkurang menjadi 13 persen.
“Saya senang pabrik ini selesai. Nanti bisa menambah bahan baku pembuatan pupuk di tanah air, utamanya NPK,” ungkap Presiden.
Dengan selesainya pembangunan industri Kaltim Amonium Nitrat, diharapkan kemandirian, produktivitas di bidang pangan, Indonesia menjadi lebih mandiri, lebih berdikari dan investasi yang telah ditanamkan sebesar 1,2 triliun itu tidak sia-sia.
“Tidak hanya urusan amonium nitrat, tapi juga barang-barang, produk-produk yang masih import harus semuanya bisa diproduksi dalam negeri. Karena kita memiliki kekuatan itu,” tegas Presiden.
Turut hadir dalam peresmian diantaranya, Ketua Wantimpres, para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Panglima TNI, Gubernur Kalimantan Timur, Walikota Bontang, Dirut Defend ID, Dirut PT Dahana, PT Pupuk Kaltim, dan PT Kaltim Amonium Nitrat.
(Red)