Jakarta, jurnalfakta1.com – Penjabat (pj.) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi meresmikan empat Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) yang telah rampung dibangun oleh Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta. Keempat JPO tersebut adalah JPO Dukuh Atas dan JPO Mas Mansur di Jakarta Pusat, JPO Dewi Sartika di Jakarta Timur, dan JPO Sunter Muara di Jakarta Utara. Peresmian keempat JPO tersebut dipusatkan di JPO Mas Mansyur.
” Sore hari, saya hadir untuk meresmikan pembangunan empat jembatan penyebrangan Orang atau JPO yang menggunakan anggaran APBD 2024. Keempat JPO ini dibangun dengan desain yang memiliki karakteristik berbeda-beda dengan mengadopsi sejarah dan kearifan lokal,” kata Pj. Gubernur Teguh, Selasa (10/12).
Ia menerangkan, JPO Dukuh Atas terletak disamping SDN 01 Dukuh yang mengusung konsep ilmu pengetahuan dan keterampilan yang juga mengadopsi unsur dinamis dan visualisasi bangun ruang atau sorting box yang identik dengan pembelajaran dan pengenalan bentuk geometri kepada anak-anak. JPO ini dibangun dengan panjang 25,2 meter, lebar tiga meter, tinggi 5,5 meter, dengan fasilitas lift, serta layanan pencahayaan lampu RGB (Red/merah, Green/hijau, Blue/biru) dan artistik.
Untuk JPO Dewi Sartika, Lanjutnya, terletak di ujung jalan Condet yang identik dengan kawasan penghasil buah, terutama salak dan duku yang di kelola oleh masyrakat Betawi. JPO ini dibuat sebagai ikon atau gerbang masuk dan keluar dari dan menuju kawasan Condet yang mengadopsi desain kulit salak yang khas di rangka atau JPO. Dibangun dengan panjang 34,6 meter, lebar tig meter, tinggi 5,5 meter, dengan fasilitas dua unit lift, serta pencahayaan lampu RGB dan artistik.
” sementara, JPO Mas Mansyur terletak di daerah Karet Tengsin dengan konsep desain mengadopsi getah karet. Dibangun dengan panjang 39,6 meter, lebar tiga meter, tinggi 5,5 meter, dan fasilitas lift dua unit, secara pencahayaan lampu artistik ujarnya.
Lebih lanjut, Pj. Gubernur Teguh menjelaskan, JPO Sunter muara dibangun dengan tema urban legend sebagai bentuk apresiasi dan kepedulian tentang sejarah. Desain JPO menggabungkan dua hal, yaitu Jakarta Internasional Stadium (JIS) dan gigi balang atau rumah adat betawi. Dibangun dengan panjang 27,3 meter, lebar tiga meter, tinggi 5,5 meter, fasilitas lift 2 unit, serta pencahayaan lampu RGB dan artistik.
” Artinya, keempat JPO yang dibangun ini memiliki nilai estetik dan menarik. Keempat JPO ini juga dilengkapi dengan fasilitas modern untuk meningkatkan kenyamanan dan mobilitas masyarakat yang juga ramah disabilitas, misalnya ada lift di dua sisi, ada tata cahaya yang menarik, ada CCTV yang berguna unutuk pengamanan dan keamanan. khusus di JPO Mas Manysur ada videotron yang bisa menjadi sarana bagi kami untuk mengimformasikan berbagai kebijakan publik yang berasal dari Pemrov DKI Jakarta ataupun informasi lainnya yang perlu diketahui oleh masyarakat,” imbuhnya.
Pembangunan keempat JPO ini, Gubernur Teguh, merupakan wujud komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk menyediakan fasilitas umum yang fungsional, estetik, dan inklusif. Ia berharap, kehadiran JPO ini dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat, khususnya pejalan kaki agar bisa mempromosikan gaya hidup sehat.