JAKARTA BARAT, jurnalfakta1.com – Pemandangan mencengangkan terjadi di kawasan padat Jalan Joglo Raya, tepatnya di RT 12 RW 01, samping perempatan lampu merah Joglo. Sebuah kios yang tampak seperti penjual barang kelontong biasa, ternyata menyimpan sisi gelap yang mengancam masa depan generasi muda. Di balik etalase mie instan dan minuman ringan, kios ini menjual secara bebas obat-obatan keras dan narkotika seperti tramadol, reklona, eximer, zholam, dan berbagai merek lainnya tanpa resep dokter.
Penggerebekan yang berlangsung pada Jumat (1/8/2025) ini dipimpin langsung oleh Lurah Joglo, Rizky Denni Ananda, bersama unsur tiga pilar, RT/RW setempat, dan didukung penuh oleh laporan investigatif gabungan wartawan dari berbagai media.
Dari pantauan langsung di lokasi, aktivitas jual beli obat terlarang tersebut berlangsung terang-terangan, seolah-olah hukum tak berlaku di tempat itu. Para pengamen jalanan, anak-anak muda, bahkan pelajar berseragam sekolah menjadi pelanggan setia kios tersebut. Ironisnya, lokasi kios hanya selemparan batu dari gedung SMA Sumpah Pemuda—sebuah simbol pendidikan yang kini dibayangi ancaman kehancuran moral.
“Alhamdulillah hari ini kita sudah menutup penjual obat di luar resep dokter tanpa izin, di Jalan Joglo Raya RT 012 RW 01. Bersama Ketua RW dan RT sekitar, harapannya jangan sampai generasi muda kita mengkonsumsi obat-obatan yang tidak dianjurkan dokter,” ujar Lurah Rizky, penuh keprihatinan.
Ia menambahkan, “Yang lebih mengenaskan, kios ini berada persis di depan sekolah. Ini sangat tidak etis, tidak bermoral. Terima kasih kepada seluruh warga Joglo dan para jurnalis yang sudah memberi informasi, sehingga kami bisa punya bukti kuat untuk melakukan sidak dan pemusnahan.”
Petugas langsung menyita puluhan strip obat-obatan terlarang dari dalam kios dan memusnahkannya di tempat. Penjaga kios saat itu turut diamankan untuk proses pemeriksaan lebih lanjut.
Langkah tegas ini disambut antusias warga yang selama ini resah namun tidak berdaya. Seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan, “Anak-anak remaja sering nongkrong di situ, mukanya teler. Tapi kita takut ngomong, soalnya kios itu kayaknya dilindungi orang kuat. Baru kali ini ada tindakan nyata.”
Penggerebekan ini menjadi tamparan keras bagi para pelaku usaha ilegal yang mengorbankan generasi muda demi keuntungan sesaat. Ke depan, Pemkel Joglo bersama aparat penegak hukum berkomitmen untuk terus membersihkan wilayahnya dari peredaran gelap narkotika, terutama yang menyasar kalangan pelajar.
Dengan keberanian dan kepedulian para pemimpin lokal serta peran aktif media dan masyarakat, secercah harapan muncul bahwa generasi muda bisa kembali diselamatkan dari jerat kehancuran bernama narkotika.
Reporter : Saudi
Editor : Alam Chan
